Sabtu, 17 November 2012

Problema Pendidikan Dasar


DOHA, KOMPAS.com - Sekitar 61 juta anak di berbagai belahan dunia belum menikmati pendidikan dasar karena kemiskinan dan konflik. Karena itu, kemitraan dunia untuk menyediakan akses pendidikan dasar perlu terus digalang mulai dari program hingga pendanaan.

Seruan itu disampaikan Ketua Qatar Foundation Sheika Moza bint Nasser dalam pertemuan World Innovation Summit for Education (WISE) ke-4 di Doha. Sheika Moza mengumumkan inisiatif global bidang pendidikan Educate A Child.

Program Educate A Child sudah mendukung 25 proyek di berbagai negara Afrika, Asia, dan Timur Tengah. Program ini baru mampu menjangkau 500.000 anak-anak. ”Padahal, saat ini ada sekitar 28 juta anak yang putus sekolah karena konflik,” kata Sheika Moza, seperti dilaporkan wartawan Kompas Ester Lince Napitupulu dari Doha, Qatar, Kamis (15/11).

Anak-anak pengungsi

Antonio Guterres dari Komisi Tinggi Urusan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) mengatakan, sebagian besar anak-anak pengungsi kehilangan kesempatan menikmati pendidikan. Padahal, pendidikan jadi kunci bagi mereka untuk meraih masa depan yang lebih baik.

Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova menyatakan, dunia memiliki kewajiban moral menyediakan akses dan pendidikan berkualitas bagi anak-anak yang tidak beruntung, baik karena kemiskinan, konflik, bencana alam, maupun diskriminasi.

Fasli Jalal, mantan Wakil Menteri Pendidikan Nasional yang juga ditunjuk sebagai salah seorang juri WISE Prize for Education (penghargaan tertinggi untuk inovasi pendidikan) 2012, mengatakan, program-program inovatif untuk menyediakan akses pendidikan dasar bagi anak-anak yang kurang beruntung menjadi perhatian banyak pihak di berbagai negara.

Penghargaan inovasi pendidikan tertinggi yang jatuh pada Madhav Chavan dari India juga karena kepeduliannya terhadap anak-anak miskin di India. Program ini menjangkau anak-anak miskin untuk bisa bersekolah dan mendapat pendidikan tambahan dengan menyediakan tenaga sukarela.

Di Indonesia, meskipun sudah dicanangkan wajib belajar sembilan tahun, masih ada sekitar 465.000 siswa SD yang putus sekolah tahun lalu. Adapun siswa SD yang tidak melanjutkan ke SMP sekitar 229.000 orang.
Sumber :
Kompas Cetak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar